Ketengikan
Proses Ketengikan
Pada lemak dan minyak sering kali ditambahkan ke bahan
makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak
berfungsi sebagai media penghantar panas seperti minyak goreng, shortening
(mentega putih), lemak (gajih), dan lainnya. Disamping itu, penambahan lemak
juga dimaksudkan untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa
bahan pangan, seperti pada penambahan shortening pada pembuatan kue-kue dan
lain-lain. Pada lemak dan minyak dikenal ada dua tipe kerusakan yang utama,
yaitu ketengikan dan hidrolisis.
Tetapi, yang akan dibahas disini adalah proses
ketengikan.
Ketengikan (rancidity) merupakan salah satu dari
tipe kerusakan lemak juga minyak dengan timbulnya perubahan bau dan flavor
dalam lemak atau bahan pangan berlemak. Ketengikan terjadi karena asam lemak
pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon,
alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol) atau bila
komponen cita rasa dan bau yang mudah menguap terbentuk sebagai akibat
kerusakan oksidatif dari lemak dn minyak yang tak jenuh. Bau yang kurang sedap
akan muncul akibat adanya campuran dari berbagai produk tersebut. Selain pada
suhu kamar, proses ketengikan ini dapat terjadi selama proses pengolahan
menggunakan suhu yang tinggi.
Oksidasi terjadi pada ikatan tidak jenuh dalam asam
lemak. Pada suhu kamar sampai dengan suhu 1000C, setiap ikatan tidak
jenuh dapat mengabsorbsi 2 atom oksigen, sehingga terbentuk persenyawaan
peroksida yang bersifat labil. Peroksida ini dapat menguraikan radikal tidak
jenuh yang masih utuh sehingga terbentuk 2 molekul persenyawaan oksida. Proses
pembentukan peroksida ini dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam,
kelembaban udara dan katalis. Beberapa jenis logam atau garam-garamnya yang
terdapat dalam minyak merupakan katalisator dalam proses oksidasi, misalnya
logam tembaga, besi, kobalt, mangan dan lainnya, sedangkan alumunium kecil
pengaruhnya terhadap proses oksidasi (Ketaren, S., 1986). Ketengikan juga dapat disebabkan oleh pemanasan pada bahan makanan.
Hasil oksidasi minyak atau lemak dalam bahan pangan
tidak hanya mengakibatkan rasa dan bau yang tidak enak, melainkan juga dapat
menurunkan nilai gizi karena rusaknya vitamin (karoten dan tokoferol) terutama
vitamin larut dalam lemak dan asam lemak esensial dalam lemak. Perusakan lemak
oleh terbentuknya peroxide, juga mengakibatkan kerusakan oxidative dari pada
asam-asam lemak esensial termasuk asam lemak linoleic, linolenic dan
arachidonic, sedangkan kekurangan dari asam-asam lemak ini dapat menimbulkan eczematous yang parah dan kulit bersisik. Kekurangan asam linoleic akan
menghambat pertumbuhan, menurunkan produksi kualitas dan kuantitas pada
makanan. Energi yang dapat dimetaboliser (metabolizable energy) dan asam-asam
amino esensial yang tersedia dalam ransum akan berkurang pula sebagai akibat
dari ketengikan (rancidity).
Untuk menghindari ketengikan dapat dilakukan
penambahan senyawa antioksidan yang dapat menghambat proses oksidasi pada
lemak. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Penambahan antioksidan dengan
konsentrasi rendah pada lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi
autooksidasi lemak dan minyak. Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi
oksidasi pada tahap inisiasi maupun propagasi.
Contoh makanan yang rentan terhadap ketengikan adalah
makanan atau produk yang banyak diolah dengan minyak juga lemak dan produk pangan
berlemak seperti kacang-kacangan, minyak goreng, dan lainnya.
Referensi :
-Buckle. K. A., Edwards. R. A., Fleet. G. H., Wootton.
M. 2013. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
-Siswati Dyah Nana, Junaini, Su Juni. Pemanfaatan
Antioksidan Alami Flavonol Untuk Mencegah Proses Ketengikan Minyak Kelapa. Jurusan
Teknik Kimia FTI UPN “Veteran”, Jawa Timur.
-Hermanto Sandra, Muawanah Anna, Wardhani Prita.
Analisis Tingkat Kerusakan Lemak Nabati
dan Lemak Hewani Akibat Proses Pemanasan. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.
-Maharani Maya Dewi, Bintoro Nursigit, Rahardjo Budi.
2012. Kinetika Perubahan Ketengikan (Rancidity) Kacang Goreng Selama Proses
Penyimpanan. Agritech, Vol. 32, No. 1, Hal. 15-22.
Mau nanya ?? Kalau gas yg dikeluarin saat ketengikan apa ya ?? Makasih
BalasHapus